Disini La mo bagi2 ilmu nih sama tmn2 semua... Diharapkan informasi di Blog ini bisa bermanfaat... Kalo mau bisa diambil aja... Ikhlas kok... ^_^
Jumat, 20 April 2012
MANAJEMEN PADA BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS
PRINSIP DASAR PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL
Prinsip dasar pelayanan
kesehatan neonatal meliputi :
1. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil.
2. pencegahan dan penanggulangan dini terhadap factor-faktor yang memperlemah kondisi ibu hamil seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antara kehamilan dan buruknya hygiene.
3. pembinaan kesehatan prenatal.
4. penanggulangan factor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal. Meliputi perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm, asfiksia dan hipotermia
A. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Tujuan utama : perawatan bayi segera sesudah lahir
a. Membersihkan Jalan Nafas
Apabila tidak kunjung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara :
- Letakkan bayi pada posisi telanjang ditempat yang keras dan hangat.
- Gulung sepotong kain letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur terus sedikit tengadah ke belakang.
- Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.
- Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
b. Memotong dan merawat tali pusat
- Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.
- Luka tali pusat dibersihkan dan dibiarkan kering.
- Sebelum memotong tali pusat dipastikan bahwa tali pusat di klem dengan baik .
- Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan tali pusat.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
- Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil, dan suhu bayi harus dicatat.
d. Identifikasi bayi
- Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan diruang rawat bayi.
- Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
- Pada alat identifikasi harus tercantum nama (bayi + ibu), tanggal lahir, no. bayi, jenis kelamin dan unit tempat dirawat.
- Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir dan no. identifikasi.
- Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang.
- Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.
B. PEMANTAUAN BAYI BARU LAHIR
o Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas bayi normal/tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan.
1. Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi :
- Kemampuan menghisap kuat/lemah.
- Bayi tampak aktif/lunglai.
- Bayi kemerahan/biru.
2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti :
- Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan.
- Gangguan pernafasan.
- Hipotermia
- Infeksi
- Cacat bawaan dan trauma lahir
C. YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA BAYI BARU LAHIR Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir yaitu :
- Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling
- Keaktifan
- Simetri
- Kepala
- Muka wajah
- Mata
- Mulut
- Leher, dada, abdomen
- Punggung
- Bahu, tangan, sendi, tungkai
- Kulit dan kuku
- Kelancaran menghisap dan pencernaan
- Tinja dan kemih
- Refleks
- Berat badan
D. YANG PERLU DIPANTAU PADA BAYI BARU LAHIR- Suhu badan dan lingkungan
- Tanda-tanda vital
- Berat badan
- Mandi dan perawatan kulit
- Pakaian
- Perawatan tali pusat
# Catatan : Mencatat hasil pantauan merupakan salah satu cara kerjasama seluruh tim dalam membuat program perawatan, pencegahan lebih bermanfaat dan ekonomis daripada pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002.
1. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil.
2. pencegahan dan penanggulangan dini terhadap factor-faktor yang memperlemah kondisi ibu hamil seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antara kehamilan dan buruknya hygiene.
3. pembinaan kesehatan prenatal.
4. penanggulangan factor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal. Meliputi perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm, asfiksia dan hipotermia
A. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Tujuan utama : perawatan bayi segera sesudah lahir
a. Membersihkan Jalan Nafas
Apabila tidak kunjung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara :
- Letakkan bayi pada posisi telanjang ditempat yang keras dan hangat.
- Gulung sepotong kain letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur terus sedikit tengadah ke belakang.
- Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril.
- Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
b. Memotong dan merawat tali pusat
- Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.
- Luka tali pusat dibersihkan dan dibiarkan kering.
- Sebelum memotong tali pusat dipastikan bahwa tali pusat di klem dengan baik .
- Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan tali pusat.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
- Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil, dan suhu bayi harus dicatat.
d. Identifikasi bayi
- Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan diruang rawat bayi.
- Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
- Pada alat identifikasi harus tercantum nama (bayi + ibu), tanggal lahir, no. bayi, jenis kelamin dan unit tempat dirawat.
- Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir dan no. identifikasi.
- Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang.
- Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.
B. PEMANTAUAN BAYI BARU LAHIR
o Tujuan : Untuk mengetahui aktivitas bayi normal/tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan.
1. Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi :
- Kemampuan menghisap kuat/lemah.
- Bayi tampak aktif/lunglai.
- Bayi kemerahan/biru.
2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti :
- Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan.
- Gangguan pernafasan.
- Hipotermia
- Infeksi
- Cacat bawaan dan trauma lahir
C. YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA BAYI BARU LAHIR Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir yaitu :
- Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling
- Keaktifan
- Simetri
- Kepala
- Muka wajah
- Mata
- Mulut
- Leher, dada, abdomen
- Punggung
- Bahu, tangan, sendi, tungkai
- Kulit dan kuku
- Kelancaran menghisap dan pencernaan
- Tinja dan kemih
- Refleks
- Berat badan
D. YANG PERLU DIPANTAU PADA BAYI BARU LAHIR- Suhu badan dan lingkungan
- Tanda-tanda vital
- Berat badan
- Mandi dan perawatan kulit
- Pakaian
- Perawatan tali pusat
# Catatan : Mencatat hasil pantauan merupakan salah satu cara kerjasama seluruh tim dalam membuat program perawatan, pencegahan lebih bermanfaat dan ekonomis daripada pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002.
Kamis, 19 April 2012
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
P4K....... singkatan apalagi ini?
Kadang terlalu banyak singkatan yang ada di dunia program kita, terkadang hampir mirip, bahkan sama. Ternyata.... beda maknanya. Tapi apapun itu, yang terpenting adalah maksud dan tujuannya jelas apa tidak, relevan atau tidak, bermanfaat atau tidak.
merupakan singkat dari Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi.
Program ini ditujukan untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi. Program ini sesungguhnya sudah lama ada sejak program Safe Motherhood dan program Kesehatan Ibu dan Anak ada. Penerapan program P4K ini merupakan tindak lanjut yang lebih kongkret yang melibtakan masyarakat.
Seorang ibu hamil sebaiknya mengetahui kondisi kehamilanya; sehatkah ? berisikokah? Sehingga, seharusnya ibu hamil memeriksakan diri sebulan sekali selama kehamilan. Dengan memeriksakan diri secara rutin akan diketahui kesehatan kehamilannya.
1. Pengukuran tekanan darah.
2. Pengukuran tinggi dan Penimbangan berat badan
3. Pengukuran tinggi fundus uteri
4. Imunisasi TT
5. Test HB dan Tablet Fe
Kondisi kehamilan dikatakan berisiko/ berbahaya apabila :
1. Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun
3. jumlah kehamilan lebih dari 5
4. Riwayat persalinan operasi kurang 2 tahun
5. tinggi badan ibu kurang dari 145 cm
6. Usia kehamilan lebih dari 42 minggu
7. Taksiran berat bayi lebih dari 4kg
8. Lingkar Lengan Atas [LLA]kurang dari 23,5 cm
9. Tekanan darah lebih dari 140/90 MmHG
10. Sakit Kepala yang berlebihan
11.Anemia [ kurang darah ],dengan tanda-tanda:kadar Hb < 10 gr%,
pandangan berkunang-kunang,lemah,letih, lesu,dll
12.Muntah berlebihan
13.Kulit sekeliling mata, tangan, dan kaki bengkak
14.Keluar darah dari jalan lahir
15.Keluar air ketuban ( air kawah )sebelum ada tanda- tanda persalinan
Seorang ibu hamil dan keluarganya, seyogyanya mempunyai perencanaan sebagai berikut :
1. Akan melakukan persalinan dimana?
2. Siapa yang akan mengantar untuk mendapatkan pertolongan persalinan?
3. Menggunaan kendaraan apa dan milik siapa untuk mengantar ?
4. Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi kekurangan cairan darah ?
Seorang ibu hamil harus tahu apa golongan darahnya.
Lalu stikernya untuk apa ?
Penerapan program P4K, diaplikasikan di masyarakat dalam bentuk penempelan STIKER P4K di rumah ibu yang sedang hamil.
Pengisian stiker dilakukan oleh bidan desa, dengan melakukan diskusi mendalam dengan ibu hamil dan keluarga lalu dipasang/ ditempelkan di dinding bagian depan rumah yang mudah dilihat orang.
Dengan demikian diharapkan semua kemungkinan yang menghambat kelancaran proses persalinan dapat dikurangi sekecil mungkin.
Kata kunci kunci sukses ibu hamil : periksa secara rutin ke tenaga kesehatan, kenali faktor risiko kehamilan, ambil tindakan segera untuk kegawatdaruratan.
Polindes
1. Definisi polindes
Polindes(pondok bersalin desa) merupakan salah satu bentuk UKBM( usaha
kesehatan bagi masyarakat ) yang didirikan masarakat oleh masyarakat atas dasar
musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa yang dikelola
oleh bidan dibawah pengawasan dokter PKM untuk memberikan pelayanan KIA-KB
serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.
2.
Tujuan polindes
Tujan umum :
Memperluas jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan pelayanan
KIA/KB oleh bidan.
Tujuan khusus :
·
Meningkatnya
jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan dan penanganan pada
kasus gagal.
·
Meningkatnya
pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.
·
Meningkatnya
kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu dan
keluarganya.
·
Gambar
: bidan memberikan penyuluhan dan konseling kepada ibu.
·
Meningkatnya pelayanan
kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.
3.
Fungsi polindes
Adapun
fungsi polindes adalah sebagai berikut :
o
Sebagai tempat
pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.
o
Sebagai tempat
untuk melakukan kegiatana pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA.
o
Pusat kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
4.
Persyaratan
polindes
Tersedianya
bidan didesa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
Tersedianya
sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan antara lain, bidan kit,
IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil, timbangan, pengukur
tinggi badan, infuse set dan cairan D5 % dan NACL0,9 %,obat-obatan sederhana
dan uterotonika, buku-buku pedoman KIA-KB dan pedoman kesehatan lainnya, serta
incubator sederhana.
Memenuhi
persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi cukup,
penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan
pekarangan bersih dan iukuran minimal 3x4 m2.
Lokasi mudah
dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh
kendaraan roda 4.
Ada tempat
untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum minimal 1 tempat
tidur.
5.
Kegiatan –
kegiatan polindes
o
Memeriksa
kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi dini
resiko tinggi kehamilan.
o
Menolong
persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.
o
Memberikan
pelayan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
o
Memberikan
pelayanan kesehatan neonatal,bayi,anak balita dan anak prasekolah serta
imunisasi dasar pada bayi.
o
Memberikan
pelayanan KB.
o
Mendeteksi
dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko
tinggi baik ibu maupun bayinya.
o
Menampung
rujukan dari dukun bayi dan dari kader.
o
Merujuk
kelainan kefasilitas kesehatan yang lebih mampu.
o
Melatih dan
membina dukun bayi maupun kader.
o
Memberikan
penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan
penggunaan ASI dan KB.
o
Mencatat serta
melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.
6.
Prinsip-
prinsip polindes
Ada
beberapa prinsip polindes yaitu sebagai berikut :
o
Merupakan
bentuk UKBM dibidang KIA-KB.
o
Polindes dapat
dirintis didesayang telah mempunyai bidan yang tinggal didesa.
o
Memiliki
tingkat peran serta masyarakat yang tinggi, berupa penyediaan tempat untuk
pelayanan KIA, khususnya pertolongna persalinan, pengelolaan polindes,
penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan didesa.
o
Dalam
pembangunan fisik polindes dapat berupa ruang/kamar yang memenuhi persyaratan
sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupun peralatan minimal yang dibutuhkan.
o
Kesepakatan
dengan masyarakat dalam hal tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat,
dukungan operasional dan tari pelayanan kesehatan dipolindes.
o
Menjalin
kemitraan dengan dukun bayi.
o
Adanya
polindes tidak berarti bidan hanya memberikan pelayana didalam gedung.
7. Indicator
polindes
-
Fisik
Indicator polindes yaitu pertama dilihat dari fisik, bangunan polindes
tampak bersih, tidaka ada sampah berserakan, lingkungan yang sehat, polindes
jauh dari kandang ternak, mempunyai ruangan yang cukup untuk pemeriksaan
kehamilan dan pelayanan KIA, mempunyai ruanagan untuk pertolongan persaliana n
,tempat yang bersih denga aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin,
mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan
-
Tempat tinggal
bidan didesa
Keberdaan bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas
pelayanan, termasuk efektifitas polindes, jarak tempat tinggal bidan yang
menetap didesa dengan polindes akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
dipolindes, bidan yang tidak tinggal didesa dianggap tidak mungkin melaksanakan
pelayanan pertolongan persalinan didesa.
-
Pengelolaan
polindes
Pengeloaan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan
sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan polindes
yang baik adalah keterlibatan masarakat melalui wadah kemudian dalam menentukan
tariff pelayanan maka tariff yang ditetapkan secara bersama, diharapkan
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan polindes, sehingga
dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat memuaskan semua pihak.
-
Cakupan
persalinan
Pemanfaatan pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai
upaya peningkatan keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan
dipengaruhi banyak factor, diantaranya ketersediaan sumber dana kesehatan,
termasuk didalamnya keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya yaitu
bidan didesa, dihitung secara komulatif selama setahun, meningkatnya cakupan
persalinan yang ditolong dipolindes selain berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan ibu hamil sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri, baik
didalam kemampuan teknis medis maupun didalam menjalin hubungan dengan
masyarakat.
-
Sarana air
bersih
Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi
dengan MCK, tersedianya sumber air(sumur,pompa,PDAM ) dan dilengkapi pula
dengan SPAL
-
Kemitraan
bidan dan dukun
Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan
dipolindes, dihitung secara komulatif selama setahun.
-
Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada
gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagi jenis upaya kesehatn
bersumber daya masyarakat setempat untuk itu perlu dikembangkan keseluruh
wilayah/kelompok sehingga semua penduduk terliput dana sehat.
-
Kegiatan KIE
untuk kelompok sasaran
KIE merupakan salah satu teknologi penibgkatan PSM yang bertujuan untuk
mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara serta melaksanakan hidup
sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi,
informasi dan edukasi yang bersifat praktis dengan keberadaan polindes beserta
bidan ditengah-tengah masyarakat diharapkan akan terjalin interaksi anatara
bidan dan masyarakat. Interksi dengan intensitas dan frekuensi yang cukup
tinggi akan dapat mengatasi kesenjangan informasi kesehatan. Semakin sering
bidan menjalankan KIE akan semakin mendorong masyarakat untuk meningkatakan
kemampuan dukun bayi sebagai mitra kerja didalam memberikan pelayanan kesehatan
ibu hamil.KIE untuk kelompok sasaran seharusnya dilakukan minimal sekali setiap
bulannya dihitung secara komulatif selama setahun.
8. Kategori tingkat perkembangan polindes
a.
Pratama
Yang
merupakan kategori polindes tingkat pratama yaitu Fisik belum ada bangunan
tetap dan belum memnuhi syarat, Tempat tinggal bidan tidak tinggal didesa yang
bersangkutan, Pengelolaan medis tidak ada kesepakatan, Cakupan persalinan
dipolindes < 10 %, Tersedia air bersih tapi belum dilengkapi air dan MCK,
cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi < 25 %, kegiatan KIE untuk kelompok
sasaran < 6 kali, dana sehat/ JPKM < 50 %.
b.
Madya
Fisik belum ada bangunan tetap dan memenuhi syarat, tempat tinggal bidan
>3km, pengelolaan polindes ada tetapi tidak tertulis, cakupan persalinan
dipolindes 10-15 %, sarana air bersih tersedia tapi belum ada sumber air tapi
ada MCK, cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi 25-49%, kegiatan kie untuk
kelompok sasaran 6-8 kali,dana sehat/JPKM <50 %.
c.
Purnama
Fisik ada bangunan tetap tapi belum memenuhi syarat, tempat tinggal
bidan 1-3 km, pengelolaan polindes ada dan tertulis, cakupan persalinan
dipolindes 20-29 %, sarana air bersih tersedia dan MCK, cakupan kemitraan bidan
dan dukun bayi 50-74%, kegiatan kie untuk kelompok sasaran 9-12 kali,dana
sehat/JPKM <50 %.
d.
Mandiri
Fisik ada bangunan memenuhi syarat, tempat tinggal bidan <1 km,
pengelolaan polindes ada dan tertulis, cakupan persalinan dipolindes 30 %,
sarana air bersih tersedia dan MCK dilengkapi SPAL, cakupan kemitraan bidan dan
dukun bayi >75 %, kegiatan KIE untuk kelompok sasaran >12 kali,dana
sehat/JPKM >50 %.
9. Unsur-unsur polindes dan kebijakan penempatan bidan
didesa
Adapun yang menjadi unsur-unsur polindes yaitu adanya bidan didesa,
bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana, serta
adanya partisipasi masyarakat. Dalam kebijakan penempatan bidan didesa,
membantu penurunan AKI/AKB akibat komplikasi obstetric khususnya AKP/AKN dengan
mengatasi berbagai kesenjangan geografi,mendekatkan pelayanan
KIA-KB,kesenjangan social budaya, dan kesenjangan ekonomi.
Yang harus dilakukan oleh bidan dipolindes yaitu membangun kemitraan
dengan masyarakat/tokoh masyarakat dan dukun bayi, meningkatkan
profesionalisme, memobilisasi pendanaan masyarakat dalam bentuk tabungan ibu
bersalin, mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
10. Beberapa factor yang menyebabkan rendahnya
pemanfaatan polindes
Ø Kurangnya promosi
Ø Kurangnya rasa memiliki
Ø Rendahnya partisipasi aparat desa
Ø Fungsi polindes tak memenuhi harapan masyarakat,
disamping factor teknis lain, dimana pengalaman bidan yang masih minimal.
Kebidanan Komunitas
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International Confederation of Midwife (ICM) berarti seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan.
Pengertian bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuanyang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara RI serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister dan atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau menjalankan praktik kebidanan.
Komuniti adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinterksi di dalam daerah tertentu, masyarakat atau paguyuban.
Jenis Komunitas :
- Geografikal yaitu daerah
- Administratif batasan otoritas pemerintahan
- Fungsional7an sama
- Ethnicmpy satu kultur dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing Midwifery And Health, Bidan komunitas adalah praktisi bidan yang berbasis komunity yang harus dapat memberikan supervisi yang dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada bbl dan bayi secara komprehensif.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Istilah bidan komunitas di Indonesia sering disebut ”bidan” saja.
RIWAYAT BIDAN KOMUNITAS
Sebagian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di institusi pelayanan kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee (1982) menggambarkan bahwa, jika persalinan dilakukan di komunity dan dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan antenatal ,penurunan frekuensi Persalinan dgengan induksi, penurunan frekuensi Persalinan prematur, BBLR, IUGR, persalinan forsep, frekuensi SC dan pemeriksaan rutin Antenatal dan Intranatal di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan nifas dikembalikan ke komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut.
SASARAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Kelompok masyarakat di komuniti merupakan sasaran bidan community, yang meliputi :
Ú Ibu
Ú Anak
Ú Keluarga
Ú Masyarakat
Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam Keluarga
TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN
Ú Ibu dan bayi sehat, selamat,keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan martabat manusia
Ú Saling m’hormati penerima asuhan dan pemberi asuhan
Ú Kepuasan ibu, keluarga dan bidan
Ú Adanya kekuatan diri dari wanita dlm menentukan dirinya sendiri
Ú Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan
Ú Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas
PHILOSOPHY KEBIDANAN KOMUNITAS
Ú Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang sangat wajar dan fisiologis sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan intervensi dan tidak perlu di institusi
Ú Kebutuhan. Indvidu, wanita dan keluarga harus dihargai dan didukung.Kebutuhan tersebut berbeda-beda karena dipengaruhi. oleh lingk kepercayaan, sosial dan kultural
Ú Bahwa Pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi soleh wanita dan keluarga adalah berharga sehingga bidan komunitas harus menjaga supaya pengalaman tersebut menyenangkan
Ú Setiap wanita berhak untuk menentukan melewati persalinan di tengah keluarga atau/kerabat
Ú Asuhan er’kualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan menyeluruh dg melihat aspek lingkungan
Ú Informed choise dan informed consent
Ú Kehamilan dan persalinan berasal dr masyarakat dan ada di masyarakat
BEKERJA DI KOMUNITAS
Pelayanan Kebidanan Komunitas :
Ú Dilakukan dengan pendekatan MANAJEMEN KEBIDANAN
Ú Dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
Ú Pelayanan diberikan khususnya paa bumil, bulin, bufas
Ú Asuhan yang diberikan adalah asuhan berkualitas dan peningkatan kerja bidan (RS/komuniti)
PERAN BIDAN KOMUNITI
Membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal
1. Sbg pendidik
berupaya agar sikap dan perilaku komuniti di wilayah Kerjanya dpt berubah sesuai dengan kaidah kesehatan
2. Sebagai Pelaksana
Bidan hrs mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan ;
Bimbingan terhadap kelompk remaja masa pra nikah
pemeliharaan kesehatan Bumil, nifas dan mass interval dalam keluarga
pertolongan persalinan di rumah
tindakan pertolpertama pada kasus kegawatan obstetri di keluarga
pemeliharaan kesehatan Kelompk wanita dengan gangguar reproduksi di keluarga
Pemeliharan kes anak balita
3. Sebagai PENGELOLA
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak di puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan, memimpin dan mengelola bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus mampu mengenali kondisi kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan komuniti dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat itu sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
4 Sebagai PENELITI
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukanlah seperti yang dilakukan oleh peneliti profesional. Dasar-dasar dalam penelitian perlu diketahui oleh bidan seperti pencatatan, pengolahan dan analisis data. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotesa atas hasil analisisnya. Berdasarkan data ia dapat menyusun rencana dan tinakan sesuai dengan permasalahan yang ditemu. Bidan juga harus dapat melaksanakan evaluasi atas tindakan yang dilakukannya tersebut.
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Ú Pencegahan
Ú Skrinning/deteksi dini u/ dirujuk
Ú As. Kegawatdaruratan ibu & neonatal
Ú Pertolongan I pd penykt. Akut u/ kmd dirujuk
Ú Pengobatan ringan
Ú Asuhan pd kondisi kronis
Ú Pendidikan kesehatan
Ú M’tentukan keb. Kes
Ú M’tahankan & meningkt’k kesmas
PRINSIP PELAYANAN KEBIDANAN. KOMUNITAS :
Ú Pelayanan kebidanan adalah yan. Yang berdasarkan pada perhatian terhadap kehamilan,proses normal, ditunggu – tunggu wanita
Ú Informed choise
Ú Pendekatan dg tekhnologi seminimal mgkn
Ú Asuhan yang berkelanjutan/continuity of care
TEMPAT BEKERJA
Ú bekerja sendiri ( crok and flint, 1989)
Ú anggota tim PHC (primary Health Care) (marrsh, 1985)
Ú mengalami double/triple pekerjaan, bidan rs dan nakes di masy (smith, 1989)
Ú bekerja di rumah, klinik kesehata masyarakat, basis-basis pusat kesehatan dan RS
Ú bertanggungjawab untuk daerah yang sangat luas
Area Kerja Bidan Komunitas :
Ú Rumah
Ú Bidan Praktek perseorangan
Ú Rumah bersalin
Ú Klinik-klinik
Ú Puskesmas
Ú Posyandu
VISI MASYARAKAT SEHAT DAN MANDIRI MENUJU INDONESIA SEHAT 2010 SEBAGAI LANDASAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MISI
Ú Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan masyarakat
Ú Menanggulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas
Ú Menyelenggarakan berbagai program kesehatan masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Ú Meningkatkan peranserta dan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
Ú Menggalang berbagai potensi untuk penyelenggaraan program kesehatan masyarakat
TUJUAN
Ú Meningkatnya status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan masyarakat.
Ú Tertanggulanginya berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas.
Ú Terselenggaranya berbagai program kesehatan masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Ú Meningkatnya peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga dan komunitas dalam pemeliharaan kesehatan.
Ú Terhimpunnya sumberdaya dari masyarakat dalam mendukung penyelenggatraan progtram kesehatan masyarakat.
Ú Terlibatnya secara aktif berbagai pelaku dalam peningkatan derajat dan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.
SASARAN
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.
Ú Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
Ú Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.
Ú Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.
Ú Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra upaya.
Ú Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau.
Ú Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program kesehatan masyarakat.
Ú Pengembangan tenaga kesehatan yang profesional yang sadar biaya dan sadar mutu masyarakat yang inovatif, efektif dan efisien.
Ú Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.
Ú Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-utamaan gender.
Ú Pengutamaan daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana.
Ú Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan komitmen global.
Ú Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan masyarakat.
Ú Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan pendampingan.
Ú Pengembangan penelitian untuk dukungan program.
Ú Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)